Nama 'cabuk' mengacu
pada wijen (ada sejenis sambal/saus lagi dengan nama ini yang terbuat dari
wijen bakar di daerah yang sama). Agak mengherankan
dengan nama 'rambak', karena sama sekali tidak ada kerupuk kulit (rambak) yang
disajikan. Cabuk rambak adalah makanan khas
dari kota surakarta atau solo. Makanan ini berfungsi
sebagai makanan sela yang dibuat dari ketupat nasi (yang
disebut Gendar Janur, karena beras ini dimasak didalam anyaman janur / daun
kelapa yang masih muda) yang diiris
tipis-tipis, lalu disiram dengan saus wijen yang dicampur kemiri dan
kelapa parut yang terlebih dulu disangrai, serta ditambah beberapa potong karak
(sejenis kerupuk yang terbuat dari nasi kering dan bleng). Oleh penjaja
di pinggir jalan biasanya disajikan tidak dengan piring tetapi dengan wadah
dari daun pisang yang dilipat dengan cara tertentu (disebut pincuk).
Yang membedakan
dengan makanan ketupat di daerah lain adalah bumbunya. Bumbu Cabuk Rambak
memakai wijen yang digoreng bersama santan kelapa, cabal, bawang putih, kemiri
dan gula merah.
Makanan istimewa ini disantap dengan Karak, sejenis kerupuk dengan bahan dasar beras. Lebih unik lagi, karena untuk menikmati kita mempergunakan lidi.
Makanan istimewa ini disantap dengan Karak, sejenis kerupuk dengan bahan dasar beras. Lebih unik lagi, karena untuk menikmati kita mempergunakan lidi.
Catatan : Dapat dijumpai di
Pasar Windujenar / Ngarsopuro Night Market pada hari Sabtu malam.
Cabuk Rambak Solo |
Buat yang
belum pernah coba, pasti penasaran....???
Buat yang ingin belajar dan membuat sendiri, silahkan klik disini.
Buat yang ingin belajar dan membuat sendiri, silahkan klik disini.
0 komentar:
Posting Komentar