Dawet Bu Dermi ini telah ada sejak
Pasar Gede didirikan pada 12 Januari 1930 oleh arsitektur Thomas Karsten. Bahkan, meski Pasar Gede telah direnovasi dua kali akibat terbakar pada tahun
1947 dan 2000, hingga kini Dawet Bu Dermi masih tetap eksis, dan bisa dinikmati
hanya dengan harga yang sangat murah. Dawet Pasar Gede ini adalah minuman khasSolo yang selalu membuat kangen warga Solo yang telah lama merantau. Sebenarnya
tidak terlalu berbeda dengan minuman dawet lainnya. Tetapi satu yang membuat
istimewa dan selalu ingin dinikmati adalah rasanya yang berbeda serta lokasinya
yang sudah dikenal banyak orang.
Dawet Bu Dermi, salah satu ikon
dawet di Pasar Gede Solo, selalu dikunjungi baik mereka yang tengah berbelanja
atau mereka yang dengan sengaja datang ke sana untuk sekadar menikmati segarnya
minuman ini. Minuman dengan isi biji telasih, ketan hitam, nangka, bubur
sumsum, cendol dengan kuah santan yang diberi pemanis dari gula merah ini
sangat terkenal sejak dahulu. Dawet Ayu Pasar Gede ini berbeda dengan dawet
kebanyakan. Dawet ini berisi cendol dari tepung beras atau Onggok, ketan hitam
dan selasih yang disiram dengan sirup dari gula kelapa yang berwarna bening
bukan kecoklatan seperti cendok kebanyakan. Disajikan dalam mangkuk kecil yang
cukup mungil.
Dawet Ayu |
Saat ini ada beberapa penjual dawet
ayu yang menjual minuman serupa, tetapi tetap saja pembeli lebih mengenal
keberadaan dawet ayu Bu Dermi. Untuk menjangkau Pasar Gede pun pengunjung tidak
perlu kebingungan, sebab letaknya berada tepat di depan Kantor Balai Kota Solo
dan mudah dijangkau dengan menggunakan kendaraan umum, seperti angkutan umum
dan bus kota.
Rujukan : Endang Kusumastuti
0 komentar:
Posting Komentar